Nusantara Reportase Expose.com – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) secara resmi menandatangani kontrak tujuh paket peningkatan jalan senilai total Rp3,04 triliun di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) pada seksi 1B dan 1C.
Penandatangan kontrak jalan sepanjang 12,2 KM ini dilakukan perwakilan perusahaan penyedia jasa atau kuasa dari KSO masing-masing paket, baik fisik maupun pengawasan di hadapan jajaran OIKN di kantor Otorita, kompleks KIPP, Rabu (11/6/2025).
Selain tujuh kontrak fisik, terdapat dua paket pengawasan jalan senilai Rp24,5 miliar yang juga ditandatangani, bersama 26 Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara OIKN dan para tenant yang siap berinvestasi dan menempati Gedung-gedung pemerintahan di KIPP IKN.
Direktur Sarana Prasarana Dasar OIKN, Agus Ahyar, mengatakan dengan ditandatanganinya kontrak proyek jalan ini membuktikan bahwa OIKN siap, mampu, kredibel, dan kompeten dalam melaksanakan amanah pembangunan dan pengelolaan ibu kota negara.
“Ini adalah babak baru dalam sejarah pembangunan dan pengelolaan Ibu Kota Nusantara. Pada tahap dua tahun 2025–2029 ini, Otorita Ibu Kota Nusantara menjadi salah satu pelaku utama dalam pembangunan dan pengelolaan gedung serta kawasan perkotaan di Ibu Kota Nusantara,” ujarnya.
Kepala OIKN, Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa proyek ini menjadi penanda semangat baru dalam pembangunan IKN yang disebutnya sebagai rejufinasi atau peremajaan visi. Apalagi proyek haanya diberi waktu 232 hari, tanpa multi-years contract.
“Maka, saya mohon perhatian penuh dari para penyedia jasa, karena ini menuntut dedikasi luar biasa seperti yang pernah kita lakukan dua tahun lalu. Kita bekerja tiga shift, 24 jam sehari, dan bisa menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang sangat cepat,” katanya.
Basuki juga menyebut proyek ini merupakan kelanjutan dari pekerjaan Kementerian PUPR, termasuk pembangunan jalan tol dan hunian vertikal. Ia meminta para penyedia jasa bekerja cepat, mengingat luas jalan mencapai 40 meter lebih lebar dari jalan nasional biasa.
“Perlu diperhitungkan juga bahwa di IKN curah hujan sangat tinggi. Hujan bukan alasan untuk keterlambatan, karena kita semua tahu sejak awal bahwa di sini musim kemaraunya pun tetap basah. Jadi, metode kerja ke depan harus mempertimbangkan kondisi cuaca,” tegas mantan Menteri PUPUR ini.
Selain infrastruktur, pembangunan ini juga ditujukan untuk mendorong aktivitas ekonomi dan investasi. Basuki mengajak para investor segera membangun, karena pembangunan jalan sudah mendekati area mereka.
“Nanti setelah proyek ini, akan dilanjutkan tender-tender untuk gedung MPR, BPN, BPT, hunian pejabat negara, jalan lingkungan, dan kawasan yudikatif lainnya. Jumlah jalannya ribuan meter yang semuanya harus selesai dalam dua tahun.
Oleh karena itu, saya minta kesiapan kita semua. APBN itu tidak hanya berfungsi sebagai anggaran, tapi juga menciptakan lapangan kerja. Tanpa penyedia jasa, regulasi dan APBN hanya akan menjadi dokumen di atas kertas. Ini harus segera kita kerjakan, bukan hanya demi menyelesaikan proyek, tapi juga untuk membuka lapangan kerja yang sangat dibutuhkan saat ini.
Pekerjaan yang akan dimulai mencakup sekitar 27 km jalan yang dibagi dalam tujuh paket dan harus selesai dalam enam bulan. Kelihatannya mahal, karena jalan itu lebarnya mencapai 40 meter—berbeda dengan jalan nasional biasa. Jadi jangan heran kalau paketnya banyak, karena target penyelesaiannya tetap 232 hari”
Daftar Proyek Jalan yang Dikontrak:
- Paket A (0,90 km) – ADHI–JAKON–CAHAYA, KSO – Rp513 M
- Paket B (2,32 km) – ABIPRAYA–PDK–INTIMKARA, KSO – Rp415 M
- Paket C (1,81 km) – NINDYA–WKGU–TMPP, KSO – Rp410 M
- Paket D (1,37 km) – WASKITA–BANGUNNUSA–GEMA, KSO – Rp396 M
- Paket E (2,35 km) – MODERN–YASA, KSO – Rp275 M
- Paket F (2,54 km) – HK–PP, KSO – Rp603 M
- Paket G (1 km) – WIKA–SPT, KSO – Rp426 M
- Pengawasan Paket 1 & 2 – Total Rp24,5 M
Total Nilai Kontrak: Rp3,067 Triliun.
Dengan proyek ini, OIKN membuktikan kesiapannya melanjutkan pembangunan IKN secara mandiri, cepat, dan terukur. Akselerasi infrastruktur ini juga membuka jalan bagi sektor pendidikan, hunian, hingga pariwisata dan ekonomi lokal yang lebih hidup.
Penulis: Johansyah