Kutai Barat Reportase Expose.com– Ketua DPP LSM-Radar (Gerakan Pandawa Bertuah), Hertin Armansyah, memberikan kritik tajam terhadap KPU dan Bawaslu Kabupaten Kutai Barat (Kubar) terkait rendahnya tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu Serentak 2024. Menurut Hertin, meskipun KPU Kubar menyebutkan bahwa sekitar 74 persen warga Kubar telah menggunakan hak pilihnya, angka 26 persen yang tidak memilih, yang setara dengan sekitar 32 ribu pemilih, menunjukkan potensi besar golput yang harus menjadi perhatian serius.
“Dengan begitu tingginya angka ketidakikutsertaan dalam pemilu, kita harus mengakui bahwa ada masalah serius dalam pelaksanaan pemilu di Kubar. Ini bukan sekadar angka, tetapi sebuah sinyal bahwa banyak warga yang merasa tidak terlibat atau tidak memiliki pilihan yang mewakili mereka,” ujar Hertin kepada media ini, Selasa (10/12/2024).
Hertin menilai bahwa angka golput yang tinggi dapat berdampak buruk pada integritas pemilu dan, lebih jauh lagi, pada legitimasi pemimpin yang terpilih. “Pentingnya legitimasi kepemimpinan terpilih adalah hal yang fundamental. Legitimasi yang kuat akan berpengaruh langsung pada integritas dan moral kepemimpinan. Tanpa legitimasi yang jelas dan sah, pemimpin bisa terjerat dalam praktik-praktik yang tidak diinginkan, termasuk korupsi. Pemimpin yang terpilih harus memiliki dukungan mayoritas, agar dapat bertindak dengan penuh tanggung jawab dan menghindari potensi penyalahgunaan kekuasaan,” tegasnya.
Hertin juga menyoroti bahwa alasan yang dikemukakan oleh KPU mengenai warga yang berpindah domisili atau mahasiswa yang tidak pulang kampung, meskipun valid, tidak cukup untuk menjelaskan tingginya angka golput.
“Alasan-alasan tersebut mungkin hanya sebagian kecil dari masalah yang ada. Namun, masih banyak faktor lain, seperti kurangnya sosialisasi yang efektif, kurangnya pemahaman politik, dan kekecewaan terhadap calon yang ada, yang membuat warga enggan menggunakan hak pilih mereka,” jelasnya.
Lebih lanjut, Hertin meminta kepada KPU dan Bawaslu Kubar untuk bekerja lebih keras dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada pemilu mendatang. “Mereka harus memastikan bahwa seluruh warga merasa terdorong dan diberi pemahaman yang cukup untuk menggunakan hak pilihnya. Selain itu, harus ada upaya konkret untuk memperbaiki proses demokrasi, agar setiap warga merasa bahwa suaranya dihargai dan memiliki dampak nyata,” tambahnya.
Sebagai penutup, Hertin menegaskan bahwa Pemilu yang sehat dan berkualitas tidak hanya ditentukan oleh jumlah pemilih yang hadir, tetapi juga oleh kualitas pemimpin yang terpilih dan kemampuan mereka untuk mewakili kepentingan seluruh warga.
“Jika tidak ada peningkatan partisipasi yang signifikan, kita akan terus menghadapi dilema tentang apakah pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili suara rakyat atau hanya segelintir golongan,” tandasnya.
Dengan demikian, LSM Radar mendesak KPU dan Bawaslu Kubar untuk segera mengambil langkah-langkah strategis agar Pemilu 2024 di Kabupaten Kubar tidak hanya menghasilkan pemimpin, tetapi pemimpin yang memiliki legitimasi, moral, dan integritas yang kuat, serta terhindar dari segala bentuk korupsi.