Sahadi Nilai FENA dengan Program 500 Juta Per RT Tidak Realistis.

Samarinda Reportase Expose.com – Calon bupati Kutai Barat nomor urut 3 Sahadi mempertanyakan program bantuan Rp. 500 juta per RT yang digembar-gemborkan pasangan Frederick Edwin – Nanang Adriani (FENA) nomor urut 1. Menurut calon bupati, Sahadi nomor urut 3, dalam APBD terdapat program dari pemerintah pusat yang sifatnya mandatori untuk pendidikan, kesehatan, infrastruktur APIP maupun dana desa.

“Pertanyaannya adalah bagaimana cara menyusun APBD dengan program per RT 500 juta dengan keterbatasan APBD,” tanya Sahadi dalam debat kandidat di Samarinda 14 Oktober lalu.

Bacaan Lainnya

Pasangan FENA yang diwakili calon wakil bupati Nanang Adriani mengaku akan mengevaluasi dulu berapa jumlah lembaga-lembaga atau RT yang harus dibiayai. Kemudian memperhatikan perangkat hukumnya atau aturannya agar ketika dilaksanakan tidak menyalahi aturan.

“Kemudian berikutnya program-program yang seperti disampaikan tadi tentu itu adalah program-program yang memang dibutuhkan di Kutai Barat untuk segera dilaksanakan pembangunannya. Lalu di dalam pelaksanaannya nanti tentu kita melakukan koordinasi-koordinasi dengan baik dengan lembaga-lembaga yang terkait baik di provinsi maupun di pusat,” jawab Nanang Adriani (calon wakil bupati) nomor urut 1 sendirian, karena calon bupati Frederick Edwin hanya diam dan merasa cukup.

Debat publik pertama pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Kutai Barat dalam Pilkada 2024 berlangsung di Ballroom Hotel Mercure Samarinda pada malam hari, Senin (14/10/2024).

Namun jawaban pasangan FENA disanggah kembali oleh Sahadi. Calon bupati yang berpasangan dengan Alexander Edmond (DIAMOND) itu mengatakan, dana yang masuk di dalam batang tubuh APBD sumbernya ada dana pusat serta dana daerah. Tentu kewenangan penggunaan dana ini tidak sembarangan.

“Ada aturannya, tadi 500 juta ini kami masih mempertanyakan sumber alokasi anggarannya ini kalau dari dana pusat jelas tidak bisa karena aturannya sudah sangat jelas. Pembagian itu sudah sangat jelas. Nah ini yang kami tadi masih mempertanyakan terkait jawabannya yang 500 juta ini porsinya mengambil dari mana, “sanggah calon bupati nomor urut 3 tersebut.

Namun waktu untuk menjawab sudah habis dan beralih ke pertanyaan lainnya. Sementara itu dalam kampanye terbaru di kecamatan Nyuatan, Sahadi menegaskan bahwa program 500 juta per RT tidak mungkin bisa dieksekusi karena APBD Kabupaten Kutai Barat yang terbatas. Dimana Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kubar hanya sekitar 100 miliar lebih per tahun, sebagian besar adalah dana transfer daerah dari pusat dan bantuan provinsi.

Sehingga dia menyatakan, akan lebih realistis program yang ditawarkan DIAMOND yaitu Rp 50 juta per RT.

“Dengan jumlah sekitar 800 lebih RT di Kutai Barat maka kami yakin program Rp 50 juta per RT yang kami tawarkan bisa terealisasi, artinya setahun sekitar 40 millyar lebih. Kalau yang ditawarkan mereka (FENA) 500 juta per RT maka ada sekitar 400 miliar yang habis ke RT, belum lagi dana desa. Maka dana hampir satu triliun akan dialokasikan untuk RT dan kampung. Ini sangat tidak masuk akal, makanya kami anggarkan Rp 50 juta itu hitung-hitungannya sangat realistis,”jelas Sahadi dalam kampanye di kecamatan Nyuatan, Sabtu (19/10/2024).

Sahadi menyebut, program yang mereka susun untuk lima tahun ke depan sudah sesuai dengan RPJMD maupun RPJMN.

“Jadi kami tidak asal membuat janji yang bombastis dan tidak masuk akal tetapi benar-benar sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan potensi yang ada,” tegas calon bupati, Sahadi.

Suasana usai debat publik pertama berakhir, tampak pendukung DIAMOND nomor urut 3 bergembira.

Sahadi menambahkan, selama ini pemerintah daerah dibawah kepemimpinan FX. Yapan sudah menaikkan ADK dari sebelumnya hanya sekitar 50 juta dinaikkan hingga 800 juta sampai 2 miliar per kampung, di luar dana desa dari pusat.

“Program peningkatan ADK ini sudah baik, tinggal kita tingkatkan lagi dengan bantun per RT 50 juta supaya kegiatan-kegiatan di RT bisa hidup, “ucap mantan kepala BKAD Kubar itu.

Untuk program skala RT yang akan dilaksanakan ke depan berfokus pada penguatan komunitas di tingkat lokal untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Termasuk pemberdayaan UMKM, kebersihan, dana bergulir dan pengembangan potensi lokal.

“Kami yakin dengan program ini, maka semua masyarakat akan ikut terlibat aktif dalam pembangunan kampung sehingga bisa mengurangi pengangguran. Jangan sampai salah pilih karena terbuai dengan program yang tidak masuk akal,” pungkasnya.

Penulis: Johansyah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *