Tim Gakom DPRD Kubar Sidak di PT MBL. Wakil KTT Edy Rante: Workshop Tahun 2025 dipastikan Selesai, Stockpile hanya Temporary

Tim GAKOM DPRD Kutai Barat Sidak di PT Mook Manor Bulant Lestari. Tampak Exavator PT MBL sedang beroperasi di jalan PU dan Workshop di pinggir jalan PU (DMJ)
Tim GAKOM DPRD Kutai Barat Sidak di PT Mook Manor Bulant Lestari. Tampak Exavator PT MBL sedang beroperasi di jalan PU dan Workshop di pinggir jalan PU (DMJ)

Sendawar Reportase Expose.com – Gabungan Komisi (GAKOM) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Barat melaksanakan Inspeksi mendadak (Sidak) di PT Mook Manor Bulant (MBL) di Kampung Mantar Kecamatan Damai Kabupaten Kutai Barat (Kubar).

Diketahui, Gakom yang sidak terdiri dari komisi I, II dan III. Ada 8 anggota DPRD Kutai Barat semua berasal dari daerah pemilihan (Zona) 1 antara lain. Agustinus, Rita Asmara Dewi., Yudi Hermawan., Minarsih., Rull Riskha Risandhie., Adrianus., Abraham Christ Ernez dan Potit.

Bacaan Lainnya
Gakom Tim I terdiri dari Komisi I, II, III lakukan Sidak di PT Mook Manor Bulant (MBL) di kampung Mantar kecamatan Damai kabupaten Kutai Barat. Jumat (31/1/2025). Penulis: Johansyah
Gakom Tim I terdiri dari Komisi I, II, III lakukan Sidak di PT Mook Manor Bulant (MBL) di kampung Mantar kecamatan Damai kabupaten Kutai Barat. Jumat (31/1/2025). Penulis: Johansyah

Agustinus, bertindak sebagai Ketua Tim menyebut, Sidak anggota DPRD Kutai Barat terkait banyak laporan masyarakat di beberapa kampung dalam wilayah kerja PT MBL.

“Tujuan kami ke PT MBL berdasarkan permintaan masyarakat di beberapa kampung yang menyampaikan berbagai tuntutan terkait kegiatan PT MBL yang berlokasi di Kampung Mantar, Kecamatan Damai. Salah satu tuntutan masyarakat adalah terkait workshop yang berada di pinggir jalan, hingga menyebabkan gangguan mobilitas dan berdampak pada kondisi jalan umum, seperti licinnya jalan yang sangat meresahkan warga, “ ungkap Agustinus kepada Reportase Expose saat audiensi di lokasi. Jumat (31/1/2025) pagi. Lebih lanjut kata Agustinus.

“Selain itu, ada penumpukan batu bara di tengah pemukiman penduduk yang terjadi juga menimbulkan debu, mengganggu masyarakat saat melintas. Sebagai DPRD yang menjadi tempat warga mengadu, kami hadir untuk mencari solusi. Kami juga mengajak dinas terkait seperti Dinas Perhubungan, Dinas PUPR, dan Dinas Lingkungan Hidup untuk bersama-sama melihat kondisi ini, yang menjadi perhatian utama masyarakat dan juga kami sebagai wakil mereka di DPRD, “ sambungnya.

Atas pernyataan Ketua tim Gakom, sontak mendapat respon positif dari manajemen PT MBL, melalui wakil Kepala Teknik Tambang (KTT), Edy Rante mengatakan, PT MBL sudah tahap pembangunan workshop di KM 9 dan di tahun 2025 ini sudah kita pindahkan karena kita ada memiliki lahan sekitar 29 hektar disana dan sudah dalam tahap konstruksi, “ tegas Edy Rante.

Pos jaga Security PT MBL pengatur lalu lintas angkutan Batu Bara di lintasan jalan umum PU
Pos jaga Security PT MBL pengatur lalu lintas angkutan Batu Bara di lintasan jalan umum PU

Edy menjelaskan bahwa workshop 2024 ini baru di bangun, karena PT MBL ini baru normal dan baru produksi tahun 2024.

“Kita tahu jalan kami selama ini tidak all-weather masih banyak sport-sport yang memang sangat sulit, tapi kami bersyukur bahwa sampai pada saat ini sudah hampir semuanya all-weather (atau istilah ini bisa diartikan sebagai portofolio untuk segala cuaca – Red) dan sudah mulai normal haulingnya dan kami berharap masukan dari teman-teman di DPRD terutama untuk workshop dan stok file, “ sambungnya.

Edy Rante yang menjabat sebagai wakil Kepala Teknik Tambang PT Mook Manor Bulant Lestari (MBL) menjelaskan terkait stok file yang ada ini hanya temporary atau sementara.

“Kalau untuk Stockpile ini sebetulnya hanya temporary pak karena jalan kami belum all-weather sehingga untuk sementara batu bara kami drop disini tapi ketika saat hujan saja, ketika tidah hujan akan direk dari tambang KM 75 sampai ke Jetty, “ jelas Edy.

Meski begitu, Edy juga tak menampik jika operasinal perusahaan PT MBL ada di dalam Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan kelapa sawit.

“Kami selama ini kewalahan kerana kita tahu bahwa dari KM 62 sampai KM 34 itu adalah murni semua dalam HGU Sawit dan sangat sulit buat kami membebaskan lahan, sehingga manajemen mengambil keputusan ya kita taruh di KM 9 meskipun secara technical harus dipertengahan antara KM 40 – 42, “ ungkap Edy.

Wakil KTT, Edy Rante menjelaskan kepada tim Sidak DPRD terkait penggunaan jalan PU oleh PT MBL yang menjadi laporan masyarakat.

“Untuk di jalan PU ini sebetulnya kami dengan tim, pak KTT dan pak Direktur selalu memberikan kami atensi termasuk jalan ini di closing (Ditutup) di kampung Besiq sama di KM 26 itu, memang kami setiap hari membersihkan jalan PU itu yang di utamakan termasuk pos security juga kita aktifkan, “ jelas Edy Rante.

Atas saran dan masukan tim Sidak DPRD Kutai Barat, Edy juga menyampaikan permohonan maaf jika selama ini pihaknya telah membuat rasa ketidaknyamanan masyarakat terhadap pengguna jalan umum yang merasa terganggu atas aktivitas PT MBL.

“Jadi mohon maaf pak selama ini jika ada kekurangan, tapi pada dasarnya kami dan tim manajemen berusaha untuk selalu berbenah dan jangan sungkan-sungkan memberikan masukan untuk kami maju tujuannya agar supaya masyarakat yang berada di sekitar kita ekonominya bisa meningkat. Karena kita tahu bahwa PT MBL ini sudah 3.500 karyawan di dalam dan hampir 70% itu adalah warga lokal, “ pungkas Edy Rante wakil Kepala Teknik Tambang PT Mook Manor Bulant Lestari (PT MBL).

Tim Gakom yang terdiri dari komisi I,I dan III, berjumlah 8 orang anggota di ketuai wakil ketua DPRD Kutai Barat Agustinus. Agus juga meminta data akurat seperti yang di sampaikan wakil KTT PT MBL, Edy Rante yang menyebut PT MBL benar sudah merekrut hampir 70% warga lokal yang di pekerjakan di PT MBL.

Penulis: Johansyah

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *