Sendawar, Reportase Expose.com – Tiga kampung di Kutai Barat (Kubar), Kelian Dalam, Kelian Luar (Kecamatan Tering), dan Linggang Tutung Kecamatan Linggang Bigung akhirnya bersuara lantang menanggapi serangkaian tuduhan yang dinilai sarat provokasi dan fitnah. Mereka menuding kelompok Alsiyus cs menyalahgunakan isu lingkungan demi agenda pribadi yang tersembunyi.
Warga menilai bahwa opini yang dibangun kelompok tersebut tak hanya menyerang aparat dan memutarbalikkan fakta, namun juga berisiko memecah belah keharmonisan sosial yang telah lama terjaga.
Tokoh masyarakat Kutai Barat, Kaderudin, menilai bahwa kelompok ini sedang memainkan isu lingkungan bukan untuk kebaikan bersama, tetapi sebagai alat untuk membenturkan masyarakat dengan pemerintah dan aparat hukum.
“Kami tidak anti kritik. Tapi ini bukan kritik, ini kampanye kebencian yang dibungkus seolah peduli lingkungan. Motifnya jelas ingin menciptakan ketegangan, merusak reputasi, dan mengejar kepentingan pribadi,” ujar Kaderudin. Minggu (1/6/2025).
Sarmansyah, warga Linggang Tutung, menyebut tuduhan terhadap tambang emas tradisional sebagai bentuk kampanye hitam.
“Tambang kami manual, di tanah sendiri, jauh dari hutan lindung. Mereka bilang ada kerusakan dan konflik? Itu kebohongan keji. Jangan bawa nama lingkungan untuk menjatuhkan sesama warga,” tegas Sarman mantan Kepala Adat Tutung.
Senada, Udin warga dari Kelian Dalam mengecam tudingan terkait puluhan alat berat dan cukong luar daerah.
“Mereka bawa-bawa 60 alat berat? Kami justru kerja keras dengan alat manual! Alat berat hanya sedikit, milik warga, dan digunakan terbatas. Ini bukan tambang ilegal besar, ini warisan pekerjaan rakyat, “ ungkap Udin.
Kaderudin juga menegaskan bahwa kelompok tersebut tidak pernah menunjukkan data valid ataupun solusi yang membangun.
“Kalau betul peduli, kenapa tidak datang, lihat langsung, atau ajak diskusi? Jangan hanya menyebar narasi provokatif. Rakyat bukan alat propaganda,” katanya.
Sementara itu, Rusdi dari Kelian Luar menyuarakan dukungan penuh terhadap pemerintah dan Bupati Kutai Barat, Fredrick Edwin.
“Kami ingin damai, ingin hidup dari kerja keras sendiri. Bukan dijadikan tumbal ambisi segelintir orang. Kami mendukung pemerintah, bukan provokator yang hanya bisa teriak tanpa solusi.”
Masyarakat dan tokoh adat dari tiga kampung menyerukan kepada seluruh pihak untuk tidak serta-merta mempercayai informasi sepihak yang tidak berdasar. Mereka menuntut keadilan informasi dan keberpihakan terhadap kebenaran yang bisa diverifikasi di lapangan.
“Kami bukan objek propaganda. Kami punya suara, kami punya fakta. Jangan biarkan kebohongan menguasai ruang publik. Sudahi provokasi, tegakkan kebenaran!” seru warga dalam pernyataan Bersama.
Penulis: Johansyah.